Peningkatan Jumlah Pengangguran di
Indonesia
Masalah
Pengangguran
Pengangguran adalah bagian dari angkatan
kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan
(Mantra, 2009). Pengangguran merupakan masalah di Indonesia yang masih menjadi
persoalan sehingga perlu disikapi secara serius. Terlebih, dari data yang
disampaikan Bank Dunia, kawasan Asia Timur memiliki tantangan besar terkait
meluasnya pengangguran. Jumlah pengangguran di Indonesia pada saat ini memang
menurun. Tapi ironinya, jumlah pengangguran terdidik di Indonesia semakin
banyak. Hal itu juga sekaligus menggambarkan kondisi dan kualitas tenaga kerja
di Indonesia (Moerti, 2014).
Penyebab Pengangguran
Pendidikan
yang dibutuhkan terlalu tinggi. Pendidikan yang rendah dapat menyebabkan
seseorang kesulitan dalam mencari pekerjaan. Karena kualitas untuk menjadi
pekerja masih di bawah standard yang
biasanya menjadi patokan bagi perusahaan (Joe, 2013).
Tidak
memiliki skill. Banyak mahasiswa
atau lulusan SMA memiliki kriteria dalam bekerja. Namun, dalam keterampilannya
masih kurang. Sehingga tidak ada daya tarik atau nilai jual di dunia pekerjaan
(Joe, 2013).
Keterbatasan
peluang kerja. Setiap tahunnya, Indonesia memiliki jumlah lulusan sekolah
atau kuliah yang tinggi. Jumlah yang sangat besar ini tidak seimbang dengan
lapangan pekerjaan yang ada, baik yang disediakan oleh pemerintah maupun swasta
(Joe, 2013).
Pemikirannya
dianggap primitif. Pemikiran yang dimiliki masih diragukan karena pemikiran
tidak lugas dan sempit. Sehingga pemikiran ini biasanya tidak mengikuti
perkembangan zaman yang ada (Wiharto, 2012).
Terjadinya
PHK. Disebabkan oleh perusahaan yang menutup atau mengurangi bidang
usahanya akibat krisis ekonomi, peraturan yang menghambat investasi, dan hambatan
dalam proses ekspor-impor (Joe, 2013).
Bentuk Pengangguran
Pengangguran
terbuka. Tenaga kerja ini sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan.
Pengangguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan
padahal telah berusaha secara maksimal (Wiharto, 2012).
Setengah
menganggur. Perbedaan antara jumlah pekerjaan yang benar dikerjakan
seseorang dalam pekerjaannya dengan jumlah pekerjaan yang secara normal mampu
dan ingin dikerjakannya. Biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini
merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu
(Wiharto, 2012).
Tampaknya
bekerja tetapi tidak bekerja secara penuh. Tenaga kerja yang tidak
digolongkan sebagai pengangguran terbuka dan setengah pengangguran.
Pengangguran tak kentara. Dalam
angkatan kerja, tenaga kerja dimasukkan
dalam kegiatan bekerja, tetapi sebenarnya mereka menganggur jika dilihat dari
segi produktivitasnya. Misalnya, para petani yang bekerja di ladang selama
sehari penuh, padahal pekerjaan itu sebenarnya tidak memerlukan waktu selama
sehari penuh (Ardimoviz, 2012).
Pengangguran tersembunyi. Tenaga
kerja yang bekerja tidak sesuai dengan tingkat atau jenis pendidikannya.
Sehingga biasanya tenaga kerja ini tidak bekerja secara optimal karena suatu
alasan tertentu (Ardimoviz & Wiharto, 2012).
Pensiun lebih awal. Fenomena ini
merupakan kenyataan yang terus berkembang di kalangan pegawai pemerintah. Di
beberapa negara, usia pensiun dipermudah sebagai alat menciptakan peluang bagi
yang muda untuk menduduki jabatan di atasnya (Bagus, 2009).
Tenaga
kerja yang lemah. Pekerja yang mungkin bekerja full time tetapi intensitasnya lemah, biasanya karena pekerja
tersebut mempunyai penyakit (Bagus, 2009).
Tenaga
kerja yang tidak produktif. Pekerja yang mampu untuk bekerja secara
produktif tetapi sumber daya penolong kurang memadai, maka mereka tidak bisa
menghasilkan sesuatu yang baik (Bagus, 2009).
Dampak
Pengangguran
Segi ekonomi.
Apabila tingkat pengangguran tinggi akan menyebabkan tingkat kemakmuran rendah,
bahkan dapat membahayakan stabilitas negara. Akibatnya, terjadi bahaya
kelaparan, tingkat pertumbuhan ekonomi rendah, dan pendapatan perkapita
masyarakat rendah serta angka kriminalitas tinggi (Ardimoviz, 2012). Dilihat
dari segi ekonomi, pengangguran memiliki dampak sebagai berikut:
Pengangguran secara tidak
langsung.
Pengangguran ini berkaitan dengan pendapatan nasional. Tingginya jumlah
pengangguran akan menyebabkan turunnya produk domestik bruto (PDB). Sehingga
pendapatan nasional pun akan mengalami penurunan (Ardimoviz, 2012).
Pengangguran sebagai penghambat. Pengangguran akan menyebabkan
masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal
ini terjadi karena pengangguran dapat menyebabkan pendapatan nasional riil
(nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial
(Wiharto, 2012).
Pengangguran dalam daya beli. Pengangguran akan menimbulkan daya
beli masyarakat yang menurun, sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil
produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan investor
untuk melakukan perluasan industri baru (Wiharto, 2012).
Segi sosial.
Ditinjau dari segi sosial, pengangguran bisa menimbulkan dampak yang tidak
kecil. Secara sosial, pengangguran dapat menimbulkan perasaan rendah diri dan
gangguan keamanan dalam masyarakat, sehingga biaya sosial menjadi meningkat
(Ardimoviz, 2012).
Simpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa jika tingkat pengangguran di Indonesia relatif tinggi, hal
tersebut akan menghambat pencapaian pembangunan ekonomi. Karena pada dasarnya,
pembangunan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat (Joe,
2013).
Pengangguran terjadi dari beraneka ragam
penyebab yang menimbulkan dampak negatif. Salah satunya ialah yang disebabkan
oleh keterbatasannya peluang kerja, karena pertumbuhan penduduk menciptakan
angka tenaga kerja yang selalu bertambah. Sedangkan, lahan pekerjaan yang
tersedia tidak memadai. Jadi, pemerintah harus mengadakan program untuk
mengatasi masalah ini seperti memperluas lapangan kerja, menjaga stabilitas
makro ekonomi, dan melaksanakan transmigrasi (Wiharto, 2012).
Daftar
Pustaka
Enam belas penyebab terjadinya pengangguran. (2013, Januari 18). Diunduh dari
http://segitiga8.wordpress.com/2013/01/18/16-penyebab-terjadinya-pengangguran/
Bimbie. (n.d.). Mengetahui lebih lanjut tentang pengangguran. Diunduh dari
http://www.bimbie.com/penyebab-pengangguran.htm
Joe, D. (2013, Januari 14). Faktor masalah pengangguran dan cara
mengatasinya. Diunduh dari http://dimasjoe10.wordpress.com/2013/01/14/faktor-masalah-pengangguran-dan-cara-mengatasinya/
Bagus, D. (2009). Pengangguran: Definisi, dimensi dan bentuk
pengangguran. Jurnal Manajemen.
Diunduh dari http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/pengangguran-definisi-dimensi-dan.html?m=1
Ardimoviz. (2012, Juli 16). Dampak pengangguran. Diunduh dari http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/07/dampak-pengangguran.html?=1
Moerti, W. (2014, Mei 6). Empat fakta seputar tenaga kerja dan
pengangguran di Indonesia. Diunduh dari http://m.merdeka.com/uang/4-fakta-seputar-tenaga-kerja-dan-pengangguran-di-indonesia.html
Sinamo, J. H. (2005). Kerja adalah aktualisasi. Dalam C.M Udiani (Ed.), Delapan etos kerja professional (h.
105-108). Jakarta: Darma Mahardika.
Boediono. (2009). Meneropong
ekonomi indonesia ke depan: Peluang dan tantangan (3rd ed.). Jakarta:
Kepustakaan Populer Gramedia.
0 comments:
Post a Comment