Thursday, 6 November 2014

Latihan Level of Headings

Peningkatan Jumlah Pengangguran di Indonesia

Masalah Pengangguran
     Pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan (Mantra, 2009). Pengangguran merupakan masalah di Indonesia yang masih menjadi persoalan sehingga perlu disikapi secara serius. Terlebih, dari data yang disampaikan Bank Dunia, kawasan Asia Timur memiliki tantangan besar terkait meluasnya pengangguran. Jumlah pengangguran di Indonesia pada saat ini memang menurun. Tapi ironinya, jumlah pengangguran terdidik di Indonesia semakin banyak. Hal itu juga sekaligus menggambarkan kondisi dan kualitas tenaga kerja di Indonesia (Moerti, 2014).

Penyebab Pengangguran
     Pendidikan yang dibutuhkan terlalu tinggi. Pendidikan yang rendah dapat menyebabkan seseorang kesulitan dalam mencari pekerjaan. Karena kualitas untuk menjadi pekerja masih di bawah standard yang biasanya menjadi patokan bagi perusahaan (Joe, 2013).
     Tidak memiliki skill. Banyak mahasiswa atau lulusan SMA memiliki kriteria dalam bekerja. Namun, dalam keterampilannya masih kurang. Sehingga tidak ada daya tarik atau nilai jual di dunia pekerjaan (Joe, 2013).
     Keterbatasan peluang kerja. Setiap tahunnya, Indonesia memiliki jumlah lulusan sekolah atau kuliah yang tinggi. Jumlah yang sangat besar ini tidak seimbang dengan lapangan pekerjaan yang ada, baik yang disediakan oleh pemerintah maupun swasta (Joe, 2013).
     Pemikirannya dianggap primitif. Pemikiran yang dimiliki masih diragukan karena pemikiran tidak lugas dan sempit. Sehingga pemikiran ini biasanya tidak mengikuti perkembangan zaman yang ada (Wiharto, 2012).
     Terjadinya PHK. Disebabkan oleh perusahaan yang menutup atau mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi, peraturan yang menghambat investasi, dan hambatan dalam proses ekspor-impor (Joe, 2013).

Bentuk Pengangguran
     Pengangguran terbuka. Tenaga kerja ini sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal (Wiharto, 2012).
     Setengah menganggur. Perbedaan antara jumlah pekerjaan yang benar dikerjakan seseorang dalam pekerjaannya dengan jumlah pekerjaan yang secara normal mampu dan ingin dikerjakannya. Biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu (Wiharto, 2012).
     Tampaknya bekerja tetapi tidak bekerja secara penuh. Tenaga kerja yang tidak digolongkan sebagai pengangguran terbuka dan setengah pengangguran.
     Pengangguran tak kentara. Dalam angkatan kerja,  tenaga kerja dimasukkan dalam kegiatan bekerja, tetapi sebenarnya mereka menganggur jika dilihat dari segi produktivitasnya. Misalnya, para petani yang bekerja di ladang selama sehari penuh, padahal pekerjaan itu sebenarnya tidak memerlukan waktu selama sehari penuh (Ardimoviz, 2012).
     Pengangguran tersembunyi. Tenaga kerja yang bekerja tidak sesuai dengan tingkat atau jenis pendidikannya. Sehingga biasanya tenaga kerja ini tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu (Ardimoviz & Wiharto, 2012).
     Pensiun lebih awal. Fenomena ini merupakan kenyataan yang terus berkembang di kalangan pegawai pemerintah. Di beberapa negara, usia pensiun dipermudah sebagai alat menciptakan peluang bagi yang muda untuk menduduki jabatan di atasnya (Bagus, 2009).
     Tenaga kerja yang lemah. Pekerja yang mungkin bekerja full time tetapi intensitasnya lemah, biasanya karena pekerja tersebut mempunyai penyakit (Bagus, 2009).
     Tenaga kerja yang tidak produktif. Pekerja yang mampu untuk bekerja secara produktif tetapi sumber daya penolong kurang memadai, maka mereka tidak bisa menghasilkan sesuatu yang baik (Bagus, 2009).

Dampak Pengangguran
     Segi ekonomi. Apabila tingkat pengangguran tinggi akan menyebabkan tingkat kemakmuran rendah, bahkan dapat membahayakan stabilitas negara. Akibatnya, terjadi bahaya kelaparan, tingkat pertumbuhan ekonomi rendah, dan pendapatan perkapita masyarakat rendah serta angka kriminalitas tinggi (Ardimoviz, 2012). Dilihat dari segi ekonomi, pengangguran memiliki dampak sebagai berikut:
     Pengangguran secara tidak langsung. Pengangguran ini berkaitan dengan pendapatan nasional. Tingginya jumlah pengangguran akan menyebabkan turunnya produk domestik bruto (PDB). Sehingga pendapatan nasional pun akan mengalami penurunan (Ardimoviz, 2012).
     Pengangguran sebagai penghambat. Pengangguran akan menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran dapat menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (Wiharto, 2012).
     Pengangguran dalam daya beli. Pengangguran akan menimbulkan daya beli masyarakat yang menurun, sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan investor untuk melakukan perluasan industri baru (Wiharto, 2012). 
     Segi sosial. Ditinjau dari segi sosial, pengangguran bisa menimbulkan dampak yang tidak kecil. Secara sosial, pengangguran dapat menimbulkan perasaan rendah diri dan gangguan keamanan dalam masyarakat, sehingga biaya sosial menjadi meningkat (Ardimoviz, 2012).

Simpulan
     Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa jika tingkat pengangguran di Indonesia relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian pembangunan ekonomi. Karena pada dasarnya, pembangunan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat (Joe, 2013).
     Pengangguran terjadi dari beraneka ragam penyebab yang menimbulkan dampak negatif. Salah satunya ialah yang disebabkan oleh keterbatasannya peluang kerja, karena pertumbuhan penduduk menciptakan angka tenaga kerja yang selalu bertambah. Sedangkan, lahan pekerjaan yang tersedia tidak memadai. Jadi, pemerintah harus mengadakan program untuk mengatasi masalah ini seperti memperluas lapangan kerja, menjaga stabilitas makro ekonomi, dan melaksanakan transmigrasi (Wiharto, 2012).


Daftar Pustaka
Enam belas penyebab terjadinya pengangguran. (2013, Januari 18). Diunduh dari http://segitiga8.wordpress.com/2013/01/18/16-penyebab-terjadinya-pengangguran/
Bimbie. (n.d.). Mengetahui lebih lanjut tentang pengangguran. Diunduh dari http://www.bimbie.com/penyebab-pengangguran.htm
Joe, D. (2013, Januari 14). Faktor masalah pengangguran dan cara mengatasinya. Diunduh dari http://dimasjoe10.wordpress.com/2013/01/14/faktor-masalah-pengangguran-dan-cara-mengatasinya/
Bagus, D. (2009). Pengangguran: Definisi, dimensi dan bentuk pengangguran. Jurnal Manajemen. Diunduh dari http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/pengangguran-definisi-dimensi-dan.html?m=1
Ardimoviz. (2012, Juli 16). Dampak pengangguran. Diunduh dari http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/07/dampak-pengangguran.html?=1
Moerti, W. (2014, Mei 6). Empat fakta seputar tenaga kerja dan pengangguran di Indonesia. Diunduh dari http://m.merdeka.com/uang/4-fakta-seputar-tenaga-kerja-dan-pengangguran-di-indonesia.html
Sinamo, J. H. (2005). Kerja adalah aktualisasi. Dalam C.M Udiani (Ed.), Delapan etos kerja professional (h. 105-108). Jakarta: Darma Mahardika.

Boediono. (2009). Meneropong ekonomi indonesia ke depan: Peluang dan tantangan (3rd ed.). Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

0 comments:

Post a Comment