Apa itu Silogisme?
Silogisme adalah suatu simpulan dimana dari dua putusan (premis-premis) disimpulkan suatu putusan yang baru. Prinsipnya adalah bila premis benar, maka simpulannya benar.
Ada dua macam silogisme, yaitu silogisme kategoris dan silogisme hipotetis.
Silogisme Kategoris adalah silogisme yang premis dan simpulannya adalah putusan kategoris (pernyataan tanpa syarat). Contoh:
M-P Semua tanaman membutuhkan air. (mayor)
S-M Akasia adalah tanaman. (minor)
S-P Maka, Akasia membutuhkan air. (konklusi)
Dalam silogisme kategoris, kita harus menentukan lebih dulu simpulannya. Agar lebih mudah, ciri-cirinya melalui kata-kata karena itu, maka dari situ. Jika kesimpulan sudah dirumuskan, tentukan alasannya yang menunjuk pada M (term menengah). Bila S dan P sudah diketahui dalam simpulan, maka susunlah silogisme yang terdiri dari 3 bagian, yaitu simpulan (S-P), premis minor (mengandung S dan M), dan premis mayor (titik tolak penalaran, dimana ada P dan M).
Silogisme Kategoris Tunggal
Nah, silogisme kategoris tunggal mempunyai dua premis dari 3 term S, P, dan M. Bentuk-bentuknya, ialah:
1. M adalah S dalam premis mayor dan P dalam premis minor. Aturannya adalah premis minor harus sebagai penegasan, sedangkan premis mayor bersifat umum. Contoh:
M-P Setiap manusia selalu berkomunikasi. (mayor)
S-M Lingga adalah manusia. (minor)
S-P Jadi, Lingga selalu berkomunikasi. (konklusi)
2. M menjadi P dalam premis mayor dan minor. Aturannya adalah salah satu premis harus negatif, premis mayor besifat umum. Contoh:
P-M Unggas adalah hewan ternak yang bertelur. (mayor)
S-M Sapi bukan hewan ternak yang bertelur. (minor)
S-P Jadi, Sapi bukan unggas. (konklusi)
3. M menjadi S dalam premis mayor dan minor. Aturannya adalah premis ninor harus berupa penegasan dan simpulannya bersifat partikular. Contoh:
M-P Mahasiswa itu orang dengan tugas belajar. (mayor)
M-S Ada mahasiswa yang orang bodoh. (minor)
S-P Jadi, sebagian orang bodoh itu orang dengan tugas belajar. (konklusi)
4. M adalah P dalam premis mayor dan S dalm premis minor. Aturannya adalah premis minor harus berupa penegasan, sedangkan simpulan bersifat partikular. Contoh:
P-M Gonorrhea itu penyakit kelamin. (mayor)
M-S Semua penyakit kelamin menyerang alat kelamin manusia. (minor)
S-P Jadi, sebagian yang menyerang alat kelamin manusia itu gonorrhea. (konklusi)
Silogisme Kategoris Majemuk
Silogisme kategoris majemuk memiliki arti merupakan bentuk silogisme yang premis-premisnya sangat lengkap, bahkan lebih dari tiga premis. Ada jenis-jenisnya loh, yaitu:
- Epicherema: silogisme yang salah satu/kedua premisnya disertai alasan. Contohnya, Semua dosen yang baik adalah dosen yang berpikir terbuka, karna meningkatkan interaksi. Pak Carolus adalah dosen yang baik, karna mengembangkan situasi yang kondusif. Jadi, Pak Carolus adalah dosen yang berpikir terbuka.
- Enthymema: suatu silogisme yang dalam penalarannya tidak mengemukakan semua premis secara eksplisit. Salah satu premis/simpulannya dilampaui, disebut juga silogisme yang disingkat. Contohnya, jiwa adalah rohani. Jadi, tidak akan mati (secara singkat). Secara lengkap: Yang rohani itu tidak akan dapat mati. Jiwa manusia adalah rohani. Maka, jiwa manusia tidak dapat mati.
- Polisilogisme: suatu deretan silogisme dimana simpulan silogisme yang satu menjadi premis untuk silogisme lainnya. Contohnya, Seorang yang berpenampilan menarik selalu menjaga penampilannya. Seorang pembawa acara adalah seorang yang selalu menjaga penampilannya. Jadi, seorang pembawa acara berpenampilan menarik.
- Sorites: suatu macam polisilogisme yang terdiri atas lebih dari tiga keputusan. Keputusan-keputusan itu dihubungkan satu sama lain sehingga predikat dari keputusan yang satu selalu menjadi subjek keputusan yang lainnya. Contohnya, Orang yang bertugas meliput berita adalah wartawan. Wartawan membutuhkan alat tulis dan tape recorder untuk meliput berita. Peliputan berita dilakukan 24 jam sehari dalam satu minggu. Jadi, wartawan bertugas 24 jam sehari dalam satu minggu.
Hukum Silogisme Kategoris
Wah ada hukumnya juga loh, yaitu silogisme tidak boleh mengandung lebih dari 3 term (S, M, P), M tidak boleh masuk dalam kesimpulan karena M berfungsi mengadakan perbandingan dengan term-term, dan term S & P dalam simpulan tidak boleh lebih luas dari premis-premisnya.
Kesesatan Pemikiran (Fallacia)
Fallacia adalah kesalahan pemikiran dalam logika, bukan kesalahan fakta tapi kesalahan atas kesimpulan karena penalaran yang tidak sehat. Kesalahan fakta: Presiden AS Barrack Obama lahir di Indonesia. Padahal Barrack Obama lahir di AS, tetapi masa kecilnya tinggal di Indonesia.
Klasifikasi fallacia, yaitu
1. Kesesatan formal
Pelanggaran terhadap kaidah logika. Misalnya, semua penodong berwajah seram. Semua pengamen berwajah seram. Jadi, semua pengamen adalah penodong.
2. Kesesatan informal
Menyakut kesesatan dalam bahasa seperti kesesatan diksi. seperti:
- Penempatan kata depan yang keliru: Mereka yang lulus tes harus mendaftar ulang seharusnya menjadi Bagi mereka yang lulus tes ada keharusan untuk mendaftar ulang.
- Mengacau posisi subjek atau predikat: Karena tidak mengerjakan PR, guru menghukum anak itu seharusnya menjadi Guru menghukum siswa yang tidak mengerjakan PR.
- Ungkapan yang keliru: Pencuri kawakan itu berhasil diringkus polisi minggu lalu seharusnya menjadi Polisi berhasil meringkus penjahat kawakan itu pada minggu lalu.
- Amfiboli: sesat karena struktur kalimat bercabang. Contohnya, Mina Anak Pak Broto yang hilang ingatan lari dari rumah menjadi Putri Pak Broto bernama Mina yang sedang hilang ingatan itu lari dari rumah.
- Kesesatan aksen/prosodi: sesat karena penekanan yang salah dalam pembicaraan. Contohnya, Anda tidak boleh mengganggu isteri tetangga Anda. Nah, Pak Fadel bukan tetangga anda, maka anda boleh menggangu isterinya.
- Kesesatan bentuk pembicaraan: sesat karena orang menyimpulkan kesamaan konstruksi juga berlaku bagi yang lain. Contohnya, Berpakaian artinya memakai pakaian. Bersepeda artinya memakai sepeda. Maka, beristeri artinya memakai isteri. Tidak semua 'ber' artinya memakai.
- Kesesatan aksiden: yang aksidental dikacaukan dengan hal hakiki. Contohnya, Sawo matang adalah warna. Orang Indonesia itu sawo matang. Maka, orang Indonesia itu adalah warna.
- Kesesatan karena alasan yang salah: konklusi ditarik dari premis yang tidak relevan.
Kesesatan Presumsi
- Generalisasi tergesa-gesa: Orang Padang pandai memasak.
- Non-sequitur: Memang saya tidak lulus karena beberapa hari yang lalu saya berdebat dengan dosen tersebut.
- Analogi palsu: Membuat isteri bahagia seperti membuat hewan piaraan bahagia dengan membelai kepalanya dan memberi banyak makan.
- Penalaran melingkar: Manusia merdeka karena ia bertanggungjawab dan ia bertanggungjawab karena ia merdeka.
- Deduksi cacat: Barangsiapa sering memberi sumbangan, maka dia pasti orang baik.
- Pikiran simplistis: Karena Zaka tidak beragama, maka Zaka pasti tidak bermoral.
Menghindari Persoalan
- Argumentum ad hominem: Jangan percaya omongannya karena ia bekas narapidana.
- Argumentum ad populum: Anda lihat banyak ketidakadilan dan korupsi, maka Partai Nasdem adalah partai masa depan kita.
- Argumentum ad misericordiam: Seorang terdakwa meminta keringanan hukuman karena mengaku punya banyak tanggungan.
- Argumentum ad baculum: Karena beda pendapat, suka meneror orang lain.
- Argumentum ad auctoritatem: Mengutip pendapat Freud mengenai psikoanalisa.
- Argumentum ad ignorantiam: Bila tidak bisa dibuktikan bahwa Tuhan itu ada, maka Tuhan tidak ada.
- Argumen untuk keuntungan seseorang: Seorang pengusaha berjanji mau membiayai kuliah, bila mahasiswi mau dijadikan isteri.
- Non causa pro causa: Orang sakit perut setelah menghapus sms berantai, maka dia menganggap itu sebagai penyebabnya.
Kesesatan Retoris
- Eufisisme/disfemisme: Pembangkang yang dianggap benar disebut reformator. Bila tidak disenangai maka disebut anggota pemberontak.
- Penjelasan restorik: dia tidak lulus karena tidak teliti mengerjakan soal.
- Stereotipe: Orang Jawa penyabar. Orang Batak suka menyanyi.
- Innuendo: Saya tidak mengatakan makanan itu tidak enak, tapi mau mengatakan lukisan itu bagus.
- Loading question: Apakah Anda masih tetap merokok? Apakah Anda tetap masih memakai obat terlarang?
- Weaseler: Tiga dari empat dokter menyarankan bahwa minum itu memperlancar pencernaan.
- Downplay: Jangan anggap serius omongannya karena dia hanya buruh bangunan.
- Lelucon/sindiran: menyindir seseorang.
- Hiperbola: berlebihan, membesar-besarkan.
- Pengandaian bukti: studi menunjukkan.
- Dilema semu: Tamu yang menolak kopi, langsung disuguhi sirup.
SUASANA MENGERJAKAN ARTIKEL BERSAMA ALETHEIA.
sumber: disarikan dari powerpoint pembelajaran materi KBK filsafat 2014.
14 comments:
Singkat dan jelas ditambah ada contohnya jg 86 ya lu
Nice post :D isinya jelas dan mudah di mengerti 85 buat lulu
wah bagus nih lu. mudah dipahami
86 ya buat kmu :)
hi lulu ^^ singkat padat jelas nih blognya ! lagu nya bikin damai ya hihi 88 buat kamu !
blognya singkat tapi jelas, 85 yaa ;;)
bagus blognya, temanya alam.. buat lulu 85 ya.. www.elikalarope.blogspot.com
hai lulu.. isi blognya lengkap dan seru untuk dibaca. tapi kalo bisa lagunya jangan yg bikin ngantuk ya lu, terus juga kalo baca malem2 gini bikin merinding lagunya hahaha 88 buat lulu
gue cuma kefoto tangannya doang sedih :'( tapi postingannya sangat jelas :)
WoW......mantap coeg 89
lengkap banget dah blognya, ada lagunya lagi bikin pembaca jadi kebawa suasana. 90 buat kamu, good job
postingannya padat berisi. keep posting yah admin. kasih 85 deh
wah bague lu.... 90 :)
Kesesatan formalnya kuraaang
Baccarat | Rules, Strategy, Baccarat & The Baccarat Era
In my recent blog, I'll take 메리트카지노 a closer 인카지노 look at the game of Baccarat. While the game's popularity grew in the early 1990s, the game 바카라 사이트 never really
Post a Comment